SABBIHISMA YAYASAN FAHMUL QUR’AN

Konsisten, Fokus dan Tahan Gangguan!!!

konsisten, fokus, ulul albab tambun

Konsisten, Fokus, dan Tahan Gangguan!!!

Bukan Cuma Ikutin Arus (Part 2)

Oleh: Ustadz Sayyid Abdir Rahman, M.Pd.

 

konsisten, fokus, ulul albab tambun
Konsisten itu perjalanan jauh, bukan SPRINT

 

ululalbabtambun.sch.idKonsisten Gaezs!!! Sekarang kamu sudah punya arah. Sudah mulai sadar kalo hidup ini nggak cuma tentang ikut-ikutan tren atau ngikutin apa kata orang. Tapi satu hal penting yang harus kamu tahu,  punya arah itu baru langkah awal. Perjuangan sesungguhnya ada pada konsistensi dan fokus, apalagi di zaman penuh gangguan kayak sekarang.

Pernah nggak, kamu semangat banget di awal nulis target? Tapi… seminggu kemudian, lupa. Atau niat banget buat hafalan, tiba-tiba sibuk sama scroll medsos, main game, atau urusan nggak penting lainnya.

Tenang. Kamu nggak sendirian. Banyak banget yang ngalamin itu. Tapi kalau kamu bisa lewati fase ini, kamu beda. Kamu bakal jadi remaja yang kuat dan siap sukses!

Konsisten Itu Kunci, Tapi Gimana Caranya?

Konsisten bukan soal rajin setiap saat, tapi soal nggak nyerah dengan kondisi serba sulit dan mungkin gagal. Bahkan orang hebat pun pasti pernah lelah dan gagal, tapi mereka punya satu prinsip: apapun itu tetap lanjut…bismillah

Rasulullah ﷺ bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

“Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling konsisten walaupun sedikit.”
(HR. Bukhari no. 6465, Muslim no. 783)

Ini dalil ngebuka mata kita. Nggak harus semua itu langsung sempurna. Yang penting rutin, terus berusaha. Mau hafalan, belajar, olahraga, atau ibadah sunnah, semua jadi mudah kalau kamu terus ulangin tiap hari. Dan kamu pasti kaget dengan pencapaian mu nanti.

Tips konsisten:

  • Konsisten dengan membuat rutinitas harianmu yang realistis.
  • Konsisten dengan menulis target pekananmu dulu, bukan langsung tahunan.
  • Konsisten dengan menggunakan habit tracker sederhana (checklist harian)
  • Konsisten denga mencari teman seperjuangan biar saling semangat, kalau kamu introvert kamu bisa jadikan figure di sosmed buat penyemangat kamu.

Fokus di Tengah Distraksi

Dekat dengan digitalisasi sebenernya itu keren, tapi juga bikin tantangan makin berat. Notifikasi, konten viral, FOMO (takut ketinggalan), semua bisa bikin kita kehilangan fokus. Padahal kalau kamu bisa jaga fokus, itu bisa jadi nilai kamu, dan itu mahal banget.

Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur’an:

قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ

“Katakanlah: Sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar: 11)

Ikhlas itu tentang menjaga niat dan fokus. Termasuk dalam belajar dan mengejar cita-cita. Kalau fokus kamu lurus karena Allah, maka perjuanganmu akan jadi ibadah.

Tips agar fokus mengatasi distraksi:

  • Fokus dengan menentukan waktu khusus tanpa HP (minimal 1 jam/hari).
  • Fokus dengan memprioritaskan tugas utama sebelum membuka media sosial.
  • Fokus dengan memiliki ruang belajar yang minim gangguan.
  • Fokuslah dengan membuat rencana yang membuatmu terus semangat menjalankannya.

Fokus pada target, jangan cuma jadi angan-angan

Kadang kita semangat di awal, bikin target segunung. Tapi lupa buat langkah kecil yang realistis. Padahal, target itu bukan cuma “cita-cita tinggi”, tapi fokus dan konsisten pada arah yang disusun rapi dan rasa senang melaksanakannya serta kamu tidak terbebani dengan itu.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:

“Barangsiapa mengenal tujuannya, maka ringankanlah beban perjalanannya.”
(Madarijus Salikin, 1/19)

Kalau kamu tahu mau ke mana, semua rintangan terasa lebih ringan. Karena kamu tahu untuk apa kamu bangun pagi, belajar keras, menahan malas. Intinya kamu punya tujuan yang jelas (fokus), yang bikin kamu semangat ngejalaninnya.

Langkah konsisten menyusun target hidup:

  1. Tentukan tujuan jangka panjang (visi hidupmu)

    Contoh: pengen jadi penghafal Qur’an dan pendakwah.

  2. Buat tahapan kecil setiap bulan

    Contoh: hafal 1 halaman per hari, baca 1 buku tiap bulan.

  3. Review kemajuan tiap pekan

    Sempatkan 15 menit refleksi: “Sudah sampai mana aku?”

  4. Berdoa dan minta kekuatan dari Allah

    Target dunia boleh banyak, tapi jangan lupakan akhirat. Tujuan sejati adalah ridho Allah dan Syurga-Nya.

Kesadaran Diri, Butuh Konsisten dalam Tazkiyatun Nafs

Dalam Islam, kesadaran diri bukan sekadar “kenal diri”, tapi juga tentang membersihkan diri dari malas, iri, sombong, atau kebiasaan buruk lainnya. Itulah yang disebut tazkiyatun nafs.

Allah berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا ۝ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا

“Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.”(QS. Asy-Syams: 9–10)

Setiap kamu memperbaiki niat, menolak maksiat, memaafkan orang lain, atau semangat bangun malam, itu semua bagian dari menyucikan jiwa.

 

Refleksi Buat Kamu

Ambil waktu sebentar. Renungkan beberapa pertanyaan ini. Tulis jawabannya di catatan kamu!

  • Apa sih tujuan terbesarku dalam hidup ini?
  • Apa 3 hal yang sering ganggu fokusku?
  • Kalau aku gagal hari ini, apa yang bisa kupelajari?
  • Apakah aku sudah menjaga niatku tetap lurus karena Allah?

 

Konsisten Itu Jalan Panjang, Bukan Sprint

Kamu sudah mulai kenal diri, punya arah, dan sekarang belajar fokus serta konsisten. Tapi ingat, semua ini bukan proses instan. Butuh waktu. Tapi percayalah, kamu nggak sedang sendiri. Ada Allah yang selalu melihat usaha kamu.

Mulai dari langkah kecil. Mulai dari tidur lebih awal yang teratur, bangun pagi tepat waktu. Kurangi rebahan yang nggak penting. Baca 1 halaman Qur’an sehari. Pelan-pelan kamu akan jadi pribadi yang tangguh dan punya cahaya dari dalam.

Kesuksesan itu bukan cuma buat mereka yang paling jenius atau paling populer. Tapi buat kamu yang terus bergerak, sedikit demi sedikit, tapi tak pernah menyerah.

Bismillah …. Semangat ya!

 

Referensi:

  1. HR. Bukhari no. 6465; Muslim no. 783
  2. QS. Az-Zumar: 11
  3. QS. Asy-Syams: 9–10
  4. Ibnu Qayyim, Madarijus Salikin, 1/19
  5. Observasi langsung dan pengalaman edukatif bersama remaja di pesantren dan sekolah

 

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these