MEMBERSIHKAN HATI DI TENGAH HIRUK PIKUK DUNIA
Oleh: Ustadz Drs. Abudin Robbani, M.Pd.

ululalbabtambun – Membersihkan hati merupakan salah satu amalan pondasi seorang muslim dalam menjalani kehidupan di dunia, dengannya akan mampu menjernihkan langkah menuju life goal, mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat, mendatangkan ketenangan dan menjadi sebab datangnya petunjuk ALLAH.
Pengertian Hati secara Lughawi dan Istilah
Dalam bahasa Arab, hati disebut dengan qalb (قَلْبٌ). Secara lughah (bahasa), qalb berarti sesuatu yang bisa berbolak-balik atau berubah-ubah, berasal dari akar kata qalaba (قَلَبَ) yang berarti membalik. Ini menunjukkan bahwa hati adalah organ yang paling mudah berubah, berbolak-balik antara kebaikan dan keburukan.
Secara istilah, para ulama mendefinisikan hati sebagai pusat kesadaran spiritual, tempat tumbuhnya iman, niat, cinta, rasa takut, dan berbagai perasaan rohani. Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa hati dalam pengertian ruhani (qalb ma’nawi) adalah hakikat manusia, yang dengannya manusia mengenal Allah, berpikir, dan memilih jalan hidup.
Pendapat Ulama Salaf tentang Hati
1. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
طَلَبْنَا الْقَلْبَ فَوَجَدْنَاهُ فِي الْإِقْبَالِ عَلَى اللَّهِ
“Kami mencari hati yang hidup, dan kami menemukannya dalam menghadapkan diri kepada Allah.”
Artinya, hati yang bersih dan hidup hanya akan ditemukan ketika seseorang sungguh-sungguh mengarahkan dirinya kepada Allah, bukan kepada dunia.
2. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dalam Majmū’ al-Fatāwā (10/257):
فَإِنَّ فِي الدُّنْيَا جَنَّةً مَنْ لَمْ يَدْخُلْهَا لَمْ يَدْخُلْ جَنَّةَ الْآخِرَةِ، وَهِيَ جَنَّةُ الْقُرْبِ مِنَ اللَّهِ وَمَعْرِفَتِهِ وَمَحَبَّتِهِ وَالِاطْمِئْنَانِ بِذِكْرِهِ
“Sesungguhnya di dunia ini ada surga, barangsiapa yang belum memasukinya maka ia tidak akan masuk surga akhirat. Surga dunia itu adalah kedekatan dengan Allah, mengenal-Nya, mencintai-Nya, dan tenteram dengan mengingat-Nya.”
Kata-kata ini menegaskan bahwa ketenangan hati dan kebahagiaan sejati hanya akan ditemukan dalam hubungan yang intim dengan Allah.
3. Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah berkata dalam al-Fawāid (hal. 65):
فَلَا سَعَادَةَ لِلْعَبْدِ وَلَا نَجَاةَ لَهُ إِلَّا بِأَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَاحِدَهُ مَطْلُوبَهُ وَالْمَقْصُودَ وَالْمَحْبُوبَ وَالْمَعْبُودَ
“Tidak ada kebahagiaan dan keselamatan bagi seorang hamba kecuali jika Allah menjadi satu-satunya yang dituju, dicintai, dan disembah.”
Hati yang jernih adalah hati yang hanya bergantung kepada Allah. Ketika hati dipenuhi cinta kepada dunia, ia akan resah dan gelisah. Namun bila hati dipenuhi cinta kepada Allah, maka ia akan tenang meski dunia berguncang.
Membersihkan Hati Menjadi Kompas dalam Hidup

Membersihkan Hati menjadi kompas yang akan menentukan arah hidup manusia. Bila hati bersih, maka seluruh anggota tubuh akan bergerak menuju kebaikan. Bila hati rusak, maka seluruh perilaku manusia akan mencerminkan kerusakan itu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh tubuh baik. Jika ia rusak, maka seluruh tubuh rusak. Ketahuilah, itu adalah hati.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh distraksi, hati sering kali tertutup oleh debu dunia: kesibukan, ambisi, dan kenikmatan semu. Maka, membersihkan hati merupakan kebutuhan utama agar manusia tidak kehilangan arah hidupnya.
5 Tips Membersihkan Hati di Tengah Hiruk Pikuk Dunia

1. Membersihkan hati dengan menyadari bahwa dunia bukan tujuan utama
Allah Ta’ala berfirman:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ…
“Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, senda gurau, perhiasan, saling berbangga di antara kalian, dan berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak keturunan…”
(QS. Al-Hadid: 20)
Kesadaran bahwa dunia bersifat fana dan menipu membuat kita tidak terlalu terikat dengannya. Dunia adalah ladang, bukan tujuan akhir. Fokus harus tetap pada ridha Allah.
2. Membersihkan hati dengan memperbanyak dzikir dan tilawah Al-Qur’an
Dzikir dan Al-Qur’an adalah penjernih hati yang ampuh. Allah berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
3. Membersihkan hati dengan menghindari maksiat dan menjaga pandangan
Maksiat adalah pengotor hati. Setiap dosa yang dilakukan akan menorehkan noda hitam. Jika dibiarkan, maka hati akan menjadi gelap. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَذْنَبَ خَطِيئَةً نُكِتَ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ…
“Sesungguhnya bila seorang hamba berbuat dosa, maka akan muncul titik hitam di dalam hatinya…”
(HR. Tirmidzi, hasan shahih)
4. Membersihkan hati dengan menghadiri majelis ilmu dan duduk bersama orang shalih
Majelis ilmu adalah cahaya bagi hati. Ilmu yang bermanfaat akan menghidupkan hati, menuntun kepada amal, dan menjauhkan dari kebodohan dan kesesatan. Ulama salaf berkata, “Ilmu adalah kehidupan hati dari kebutaan dan cahaya penglihatan dalam kegelapan.”
5. Membersihkan hati dengan muhasabah dan tadabbur terhadap diri dan alam
Tadabbur terhadap ayat-ayat Allah baik yang tertulis (Al-Qur’an) maupun yang terbentang di alam semesta akan menyadarkan manusia akan kebesaran-Nya dan kerapuhan dirinya. Hati yang terjaga selalu sadar akan kekurangan dan segera kembali kepada Allah.
Contoh Nyata Membersihkan Hati di Kehidupan Sehari-hari

Di tengah kesibukan dunia modern, ada banyak contoh nyata bagaimana seorang muslim menjaga kejernihan hatinya. Seorang karyawan yang bekerja di tengah tekanan dan persaingan ketat, namun tetap menjaga shalat tepat waktu dan tak pernah melalaikan dzikir pagi dan petang. Ia mungkin bukan ustadz atau ulama, tapi hatinya terpaut pada Allah.
Contoh lainnya, seorang ibu rumah tangga yang meski disibukkan dengan urusan anak dan rumah, tetap menyempatkan diri membaca Al-Qur’an meskipun hanya satu halaman sehari. Ia menjaga lisannya dari ghibah, mengajarkan anaknya untuk berkata jujur, dan menanamkan nilai-nilai tauhid dalam keluarga.
Kisah Sahabat: Umar bin Khattab dan Kelembutan Hati
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai pemimpin tegas. Namun, di balik ketegasannya, hatinya begitu lembut di hadapan Allah. Diriwayatkan bahwa ia sering menangis ketika membaca ayat-ayat tentang azab Allah. Ketika menjadi khalifah, ia sering menyamar di malam hari untuk melihat kondisi rakyatnya. Hati yang bersih membuat Umar peka terhadap penderitaan orang lain dan tidak mudah silau oleh kekuasaan.
Doa-Doa untuk Membersihkan Hati

Berikut beberapa doa dari Nabi yang dapat diamalkan untuk membersihkan hati
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
“Ya Allah, berikanlah pada jiwaku ketakwaannya dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkaulah pelindung dan penolongnya.” (HR. Muslim)
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi)
Dengan mengamalkan doa-doa ini secara rutin dan penuh penghayatan, hati akan lebih terjaga dari penyakit-penyakit hati seperti iri, sombong, cinta dunia, dan lalai dari akhirat.
Membersihkan hati adalah perjuangan seumur hidup. Di tengah hiruk pikuk dunia, kita mudah sekali terseret arus duniawi yang menyesatkan. Namun dengan menyadari fungsi hati sebagai kompas hidup, memperbanyak dzikir dan ilmu, serta menjauhkan diri dari maksiat, maka hati akan kembali bersih dan bercahaya.
Semoga Allah menjaga hati-hati kita agar senantiasa berada dalam petunjuk-Nya, dan menjadikan dunia di tangan, bukan di hati.